Pemberdayaan Perempuan Melalui Sekolah Wirausaha Aisyiah Kabupaten Semarang

Sih Darmi Astuti, Dwi Eko Waluyo, Herry Subagyo

Abstract


Laporan mengenai rendahnya keterlibatan perempuan dalam partisipasi ekonomi di Indonesia mendorong Aisyiah, Organisasi sosial kemayarakatan di kabupaten Semarang mengembangkan sekolah kewirausahaan. Sekolah ini dimaksudkan untuk memfasilitasi para perempuan yang memiliki minat menjalankan usaha. sebagai langkah pertama, organisasi ini telah melakukan pelatihan dengan topik “Pemberdayaan Perempuan Melalui Sekolah Kewirausahaan” pelatihan ini diikuti oleh 35 orang peserta. Materi yang diberikan meliputu: Pentingnya peran perempuan dalam ekonomi keluarga, Kewirausahaan dan Pengenalan media sosial. Berdasarkan hasil evaluasi menunjukan bahwa para peserta merasakan manfaat dari pelatihan ini sehingga membangkitkan semangat untuk terus meningkatkan peran dalam ekonomi keluarga melalui berwirausaha


Keywords


wirausaha;perempuan;pemberdayaan

Full Text:

PDF

References


Kegiatan Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan softskill dan hardskill peserta pelatihan, yaitu Anggota dan pengurus Asyiah kabupaten Semarang. Luaran kegiatan berupa pemahaman tentang pentingnya peran perempuan dalam perekonomian keluarga, Kewirausahaan sebagai alternatif untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga. dengan kemandirian berusaha dapat mengurangi ketergantungan terhadap laki-laki. kegiatan ini diawali dengan survey awal dan diskusi dengan pengurus Aisyiah, kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan masukan dan rancangan kegiatan yang dibutuhkan oleh peserta latihan. Kegiatan pelatihan ini menggunakan pendekatan: Ceramah dan diskusi melalui tahapan sebagai berikut:

a. Tim pengabdian melakukan survey lokasi untuk mendapatkan gambaran tentang peserta pelatihan, untuk itu tim berdiskusi dengan pengurus Aisyiah kabupaten Semarang.

b. Persiapan Kegiatan yang dilaksanakan oleh tim pengabdian untuk merencanakan kegiatan yang mencakup penetapan waktu, materi pelatihan dan teknis pelaksanaan kegiatan

c. Setelah diperoleh kepastian waktu dan tempat pelaksanaan, Tim Pengabdian

dibantu oleh pengurus Aisyiah mengundang anggota Aisyiah untuk menjadi peserta pelatihan dengan target peserta 35 orang.

d. Pelatihan pada sesi pertama menggunakan metode ceramah dan diskusi, pada sesi ini fasilitator menjelaskan tentang pentingnya perempuan memiliki sumber daya ekonomi yang dapat mengurangi ketergantungan terhadap laki-laki. Sesi ini dimaksudkan untuk membekali para peserta dengan menumbuhkan motivasi serta menjelaskan pentingnya peran perempuan dalam ekonomi keluarga.

e. Pelatihan pada sesi kedua, adalah Kewirausahaan sebagai alternatif meningkatkan kesejahteraan keluarga. sesi ini dimaksudkan untuk menanmkan jiwa kewirausahaan antara lain :kreatif, inovatif dan ulet.

f. Pelatihan pada sesi ketiga, pentingnya media sosial sebagai media untuk mempromosikan produk dan kegiatan organisasi. Sesi ini dimaksudkan untuk memberi ketrampilan yang terkait dengan penggunaan internet untuk mengenalkan dan mempromosikan kegiatan organisasi dan hasil usaha peserta.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tahap awal kegiatan ini dilakukan diskusi dengan pengurus Aisyiah untuk mengindentifikasi permasalahan yang dihadapi oleh anggota Aisyiah. Iidentifikasi ini penting dilakukan untuk menentukan materi pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan sehingga kegiatan ini dapat memberi manfaat bagi peserta pelatihan. Terkait dengan itu, Ife & Tesoriero (2008) menjelaskan bahwa dalam proses pemberdayaan masyarakat pihak eksternal (fasilitator) berperan untuk memudahkan masyarakat dalam menentukan kebutuhan mereka sendiri.

Sebagaimana dijelaskan, peserta pelatihan ini adalah anggota dan pengurus Aisyiah Kabupaten Semarang yang telah memiliki dan berminat untuk berwirausaha, dengan demikian para peserta memeliki kebutuhan untuk mengembangkan usahanya. Berdasarkan kebutuhan tersebut diputuskan materi yang diberikan adalah 1) motivasi, materi ini diharapkan dapat menumbuhkan motivasi peserta yang berkaitan dengan perannya sebagai perempuan pelaku usaha. 2) Kewirausahaan, mteri ini diharapkan dapat meningkatkan semangat dan jiwa wirausaha. 3) Penggunaan media sosial, materi ini dimaksudkan untuk meningkatkan ketrampilan peserta dalam usaha memperluas pasar melalui media sosial.

Pada sesi pertama peserta diberi wawasan tentang realitas di masyarakat bahwa perempuan di indonesia belum sepenuhnya mendapatkan kesempatan dalam mendapatkan peluang kerja dan peluang berusaha. Rendah kesempatan perempuan tersebut tidak hanya berdampak pada ekonomi keluarga, tapi juga berdampak pada masalah sosial, ketergantungan ekonomi perempuan terhadap laki-laki seringkali menyebabkan perempuan tidak berdaya ketika terjadi kekerasan dalam keluarga. oleh karena itu perempuan harus menjadi manusia produktif, menjadi manusia produktif tidaklah mudah dan membutuhkan upaya yang cukup gigih. Manusia produktif adalah manusia yang menghasilkan sesuatu, melahirkan pikiran yang bermanfaat, tidak konsumtif, manusia yang dapat berkreasi dan berkarya, yang bisa mengembangkan kemampuan diri serta bermanfaat bagi sekitarnya (Jannah, 2011). Manusia ditunjuk oleh Tuhan sebagai khalifah untuk menjalankan amanah sebagai kholifah dimuka bumi, status sebagai khalîfah menunjukkan penghargaan yang tinggi terhadap manusia, kaum perempuan sebagai manusia, memiliki kewajiban sebagai khalifah dimuka bumi, perempuan sebagai diri pribadi, istri, ibu dan bagian dari masyarakat menuntut untuk menjadi perempuan yang produktif dan berkualitas sehingga keberadaan perempuan menjadi berdaya dan tidak menjadi manusia lemah sebagaimana stigma selama ini.

Pada sesi kedua materi yang diberikan tentang penting perempuan memiliki jiwa kewirausahaan yang mencakup: sikap, keterampilan dan pengembangan diri ke arah kemandirian hidup. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku kewirausahaan yaitu (1) keuletan, keuletan merupakan sumber keberhasilan usaha dengan modal kerja fisik dan akal, kita harus ulet dan mampu memulai usaha. Orang ulet tidak mudah putus asa, dan juga selalu yakin bahwa kegagalan adalah guru tebaik untuk maju, kegagalan harus dihadapi dengan sikap. (2) kreatif dan inovatif, kreativitas merupakan sebuah proses yang dikembangkan dan ditingkatkan, namun kemampuan ini berbeda dari satu orang terhadap orang lain (Karwati, 2017). Kewirausahaan merupakan kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses (Suryana, 2003). Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang”.

Sesi terakhir dalam pelatihan ini adalah penggunaan internet sebagai media sosial yang dapat digunakan sebagai sumber informasi dan media untuk menyampaikan informasi. Metode yang digunakan dalam sesi ini adalah praktik mengakses internet, memilih media, menguduh informsi dan mengunggah informasi. Sebagai materi terakhir, materi merupakan yang paling menarik peserta pelatihan. Melalui pelatihan ini para peserta menjadi mengerti bagaimana internet dapat menjadi sumber belajar semua kebutuhan yang diinginkan. Sebelum mengikuti pelatihan ini para peserta sudah mengenal internet, tetapi belum mengerti apabila internet dapat memberikan informasi yang begitu banyak menyangkut semua aspek kehidupan.

Setelah pelatihan, selanjutnya dilakukan evaluasi. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan oleh tim bersama dengan pengurus Aisyiah, maka menunjukan adanya minat dan keseriusan peserta pelatihan, maka untuk selanjutnya diputuskan untuk dilakukan pendidikan dan pelatihan secara rutin dan sistematis, dengan menggunakan kurikulum yang disusun sesuai dengan kebutuhan mereka. Agar supaya kegiatan usaha para peserta pelatihan dapat dipantau perkembanganya, perlu juga dilakukan pendampingan pada setiap usaha peserta pelatihan. Untuk itu tim akan melibatkan beberapa perguruan tinggi yang tergabung dalam Asosiasi dosen untuk pengembangan ekonomi dan keuangan (ALFED)

KESIMPULAN

Pelaksanaan pemberdayaan perempuan diawali dengan melakukan dentifikasi permasalahan peserta pelatihan. Dengan mengetahui kebutuhan peserta, maka tim dapat mengembangkan materi pelatihan sesuai dengan kebutahanya. Pengembangan materi yang dirancang atas dasar kebutuhan peserta palatihan akan menarik minat dan keseriusan peserta. Berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dengan pelaksanaan pelatihan ini para peserta merasakan:

Termotivasi untuk terus berusaha dan mengembangkan usaha, tidak mudah patah semngat dan berusah untuk menjadi perempuan yang memiliki peran dalam perekonomian keluarga.

Untuk menjadi sukses dibutuhkan sikap dan jiwa kewirausahaan, kreatif, inovatif, tidak mudah putus asa dan mempunyai semangat yang tinggi

Untuk menjalankan dan mengembangkan usaha, dibutuhkan ketrampilan yang memadai serta mengikuti perkembangan teknologi, antara lain adalah menggunakan komputer untuk akses internet untuk memperkenalkan produk hasil usahanya pada pasar yang lebih luas

SARAN

Berdasarkan pengamatan dan hasil evaluasi menunjukan antusianisme para peserta sangat tinggi, dapat mengikuti dan memahami seluruh materi yang diberikan, hal ini bisa dilihat dari banyaknya peserta yang mengajukan pertanyaan dan diskusi yang cukup menarik diantara para peserta. Untuk itu perlu dilanjutkankan proses pelatihan berikutnya sehingga seluruh materi dapat diberikan secara utuh. Mengingat bahwa para peserta sebagian besar memiliki usaha, sebaiknya dilakukan pendampaingan usaha, dengan demikian kemajuan usaha bisa dipantau perkembanganya.

Daftar Pustaka.

Astuti, M. (2018). Pemberdayaan perempuan miskin berbasis pemanfaatan sumber daya lokal melalui pendekatan sosial enterpreneurship. Sosiokonsepsia, Jurnal Ilmiah VISI PGTK PAUD dan Dikmas - Vol. 13, No. 2, Desember

Budimanta, Arif (2003), Cetak Bitu Pengelolaan Community Development, ICSD, Jakarta

Hasanatul, Jannah (2011). “Pemberdayaan Perempuan Dalam Spiritualitas Islam” Jurnal KARSA, Vol. 19 No. 2

Hernawati, Kuswari, “Pengenalan Internet Dan Blog Wordpress” Modul Pengenalan Internet tahun 2010

Hubeis, A. V. S. (2010). Pemberdayaan perempuan dar masa ke masa. Bogor: IPB Press

Ife, J. & Tesoriero, F. (2008). Community development: alternatif pengembangan masyarakat di era globalisasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Kamil, M. (2009). Mengembangkan pendidikan nonformal melalui PKBM di Indonesia: Sebuah pembelajaran dari kominkan di Jepang. Bandung: Alfabeta.

Lilis Karwati & Mustakim (2018), Model pemberdayaan masyarakat terintegrasi dengan kearifan dan nilai budaya lokal melalui pendekatan sosial entrepreneurship, Jurnal Ilmiah VISI PGTK PAUD dan Dikmas - Vol. 13, No. 2, Desember

Priyanto, S.H. (2009). Mengembangkan pendidikan kewirausahaan di masyarakat. Jurnal PNFI Volume I No. 1, November 2009, 57-82

Suryana, Dr. (2003). Kewirausahaan pedoman praktis, kiat dan proses menuju sukses. Jakarta: Salemba Empat




DOI: https://doi.org/10.33633/ja.v3i1.75

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2020 Sih Darmi Astuti, Dwi Eko Waluyo, Herry Subagyo



Jurnal ABDIMASKU (p-ISSN : 2615-3696,e-ISSN : 2620-3235) diterbitkan olehLPPM Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Jurnal ini di bawah lisensiCreative Commons Attribution 4.0 International License.

View My Stats

ABDIMASKU terindeks di :